Kusadari sepenuhnya, bahwa panggilan jiwa dan keyakinanku menempatkanku di jalur Kiri. Aku seorang Anabaptis, aku juga seorang Sosialis. Bukan Sosialisme Utopian, tapi Sosialisme Ilmiah. Bukan Stalinis, tetapi Trotskyis.
Dalam semuanya itu, aku berupaya menghayati apa maknanya mengiring Yesus Kristus, Junjunganku, serta bergumul tentang apa artinya kehadiran Kerajaan Allah di tengah suatu epos di mana kapitalisme mentransformasi diri menjadi imperialisme – sementara negeriku dikemudikan oleh para komprador, kapitalis birokrat, dan kapitalis kroni yang pada saat yang sama menghamba kepada imperialisme dan menyengsarakan rakyat pekerja serta memporakporandakan alam.
Ya, Tuhan di sisa
hidupku, mampukanlah aku untuk setia kepada Junjunganku dan perkara
Kerajaan-Mu; mampukan aku untuk konsisten sejalan dengan komitmen Junjunganku, preferential option for the poor and the
oppressed; mampukan aku, untuk terus berjuang, bahu-membahu dengan rakyat
pekerja – demi suatu perwujudan dari Kerajaan-Mu: “terciptanya tatanan
masyarakat Sosialis sepenuhnya.” AMIN. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar