Jumat, 20 Desember 2019

MINGGU ADVEN III 2019: KABAR GEMBIRA: BAGIKU, BAGI SEMUA

Lukas 1.13-25

Oleh: Rudolfus Antonius

www.tes.com
Imam Zakharia dan Elisabet, pasangan suami isteri saleh beriman pelayan Allah. Mereka berdua adalah orang-orang benar (dikaioi) di hadapan Allah. Hidup mereka tak bercacat, seturut dengan semua perintah dan ketetapan Yahweh, ilah Israel (Lukas 1.6). Sekian lama sudah mereka membangun mahligai cinta, berumahtangga hingga lanjut usia (ay 7).

Dalam pada itu, tangis bayi tak kunjung kedengaran di rumah mereka. Mereka tidak berputeri atau berputera (ay 7). Konon, Elisabet mandul. Bagi umat, itu aib (ay 25). Elisabet pun tertekan. Tentu ia ingat kisah Bunda Sara, yang terpaksa merelakan suami tercinta mengawini Hagar. Ia pasti ingat kisah Bunda Hana, yang berkali-kali dibuat sakit hati oleh Penina, perempuan yang menjadi madunya. Ia juga ingat kisah Bunda Rahel, yang kendati dicintai namun merasa harus bersaing dengan kakak perempuannya, Bunda Lea, supaya menjadi berarti bagi suaminya.

Syukur kepada Allah, Zakharia ikut merasakan pergumulan batin istrinya. Ia memutuskan untuk tidak memperberatnya. Alih-alih kawin lagi dengan dalih ingin memiliki anak, Zakharia memilih untuk berdoa, mohon Gusti Allah berkenan mengaruniakan anak melalui sang isteri tercinta. Entah berapa lama ia berdoa, dalam cinta dan kesetiaan kepada sigaran nyawa-nya. 

Di lain pihak, Allah punya rencana. Berkenan kepada pasangan suami-istri yang luar biasa itu, Ia telah memutuskan untuk mengaruniai mereka seorang putera. Ya, Zakharia akan menjadi seorang ayah, Elisabet akan menjadi seorang ibu. Mereka akan menjadi orangtua dari seorang putera yang dikasihi Yahweh, ilah Israel: Yohanes atau Yokhanan.

Dalam pada itu, Allah menghendaki perkara yang lebih besar dari “sekadar” mengabulkan doa Zakharia dan menghapuskan pandangan negatif umat terhadap Elisabet. Lebih dari itu, Ia akan menyiapkan Yohanes sejak masih janin di rahim Ibunda untuk sebuah missi yang besar. Kelak, Yohanes akan membuat banyak orang Israel bertobat, “berbalik kepada Tuhan, Allah mereka” (Lukas 1.16). Ya, Yohanes akan “menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya” (ay 17). Itulah sebabnya, banyak orang akan bersukacita atas kelahiran Yohanes, “yang dikasihi Yahweh” itu.  Kabar Gembira bagiku, bagimu, bagi semua orang! Tafakur, kita pun tersadarkan: berkat ilahi bagi kita hendaknya mengalir sebagai berkat ilahi bagi orang lain. Kita pun mengagumi Gusti Allah, “Dia yang dapat melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan” (Efesus 3.10).

Meski sekian lama tekun berdoa memohon seorang putera, toh Zakharia sempat tak percaya mendengar Kabar Gembira yang disampaikan Malaikat Gabriel itu. Enggan di-PHP, ia minta bukti, bukan janji. Dasarnya fakta objektif: ia dan isterinya sudah lanjut usia (Lukas 1.18). Malaikat Gabriel menanggapi sikap Zakharia dengan mempersilakan laki-laki setia itu untuk menyaksikan perbuatan ajaib Allah tanpa banyak bicara: “Engkau akan menjadi bisu … sampai hari ketika semuanya itu terjadi” (ay 19-20). Jangan banyak omong, lihat saja!

Kita berharap, kita berdoa. Kita berharap, kita mencinta dan setia. Tuhan menghadirkan diri-Nya dengan cara yang melampaui apa yang kita doakan atau pikirkan. Inilah romantika hidup kaum beriman! 

Selamat menikmati Adven III. 

Bersukacitalah!

Banyu Bening, 15 Desember 2019 

Tidak ada komentar: